Monday, May 16, 2011

5 Tahapan Mencapai Perubahan

Perubahan itu penting. Karena penting maka mesti direncanakan apalagi bila perubahan itu melibatkan banyak hal. Baik bila sebelum membuat sebuah perubahan kita mempelajari 5 tahapan mencapai perubahan agar sungguh bisa menjadi pengawal yang baik yang menghantar semua sasaran menuju perubahan yang dimaksudkan.
1. Tahap pertama : Penolakan
Fakta bahwa manusia cenderung dengan spontanitasnya menolak perubahan. Mengapa? Karena perubahan itu selalu berarti mengusik (usil) paradigma yang telah ada, mengganti kebiasaan yang dirasakan sudah cukup tertata, menuntut penyelesaian (membuat ada banyak energy tercurah untuk tak hanya sekedar ikut arus/mengalir saja), dan menimbulkan stress. Fakta penolakan ini akan sedemikian mencuat dengan satu tujuan perubahan tak jadi dibuat.

Ditahap ini dibutuhkan sosialisasi yang terpadu berupa ajakan untuk memahami alas an dasar perubahan yang ingin dilakukan. Panduan-panduan praktis bisa dipasang di tempat-tempat yang bisa dengan mudah dilihat agar terus dibaca dan dipelajari. Semakin sering dibaca dan diingatkan, orang akan merasa tidak aneh lagi.

2. Tahap kedua : Pembelaan / bertahan
Di tahapan kedua ini proses akan terasa lumayan berat dan tidak mengenakkan. Kita akan melihat perilaku-perilaku yang menampilkan dirinya sebagai megeluh di sana-sini, mencela, pesimis, tertutup-diam, menjatuhan dengan sindiran-sindiran, menjadi suka mengatur, tidak disiplin. Kalau ini sudah terlihat, maka mesti dilihat bahwa proses menuju perubahan itu sedang berjalan.

Di tahap ini dibutuhkan pemotivasian yang kuat. Contoh-contoh yang hidup (teladan) mesti secara teratur didemonstrasikan. Tujuannya agar orang terbantu untuk membiasakan diri. Orang dibantu untuk melihat bahwa perubahan itu sangat berguna bagi masa depannya.

3. Tahap ketiga : Melepaskan
Di tahapan ini, proses keterbukaan dan kemauan untuk mau meninggalkan masa lalu dan mulai melihat kemungkinan-kemungkinan di masa depan, terlhat. Kita bisa melihat indikasi itu dari perilaku yang mulai berbicara secara terbuka dan positif, mulai berani mengungkapkan pendapat, mulai bertanya dan membahas tentang perubahan tersebut, mulai melihat kemungkinan untuk ikut memecahkan persoalan bila terjadi kendala dalam proses perubahan itu. Kepercayaan yang sebelum tahap ini terlihat luruh oleh kecemasan-kekhawatiran mulai kembali terlihat semakin hilang dan diganti dengan kepercayaan diri

Di tahap ini butuh didampingi agar tidak merasa sendirian. Sebuah tepukan dibahu disertai tatapan mata yang meyakinkan akan melahirkan semangat untuk terus maju, mengikis keraguan yang masih tersisa.

4. Tahap keempat : Beradaptasi / Menyesuaikan diri
Di tahapan ini akan semakin jelas terlihat langkah perkembangan dari akan berhasilnya sebuah perubahan. Hal itu ditandai dengan adanya kesadaran diri yang tumbuh dibarengi dengan kemauan kuat untuk mecoba perilaku baru. Pasti akan masih ditemukan unsur malu-malu, kikuk dan menghindari komentar. Mulai bekerja dengan standart baru dan berjalan dengan langkah pasti menembus dinding perubahan.

Di tahap ini diperlukan dukungan yang kuat. Pujian dan reward untuk hal-hal yang telah mereka lakukan dengan berani mencoba mengubah prilaku dengan acungan jempol dan tepuk tangan adalah pilihan yang cerdas.

5. Tahap kelima : Internalisasi / pendalaman / pembatinan
Di tahapan ini akan perubahan telah terjadi. Fenomen yang akan tertangkap adalah terlihatnya prilaku baru yang telah merasa nyaman dan mengganggap yang tadinya aneh menjadi biasa, normal dan wajar dilakukan dalam hidup keseharian. Bahkan akan muncul sebuah gerakan atau pandangan merasa aneh bila melihat ada yang tidak melakukan. Di tahap ii, juga akan terlihat orang dengan mantap melaksanakan system yang baru karena telah dianggapnya masuk akal (diterima nalar sebagai logis, baik dan benar untuk dilakukan)

Di tahap ini yang diperlukan adalah penegasan atas tindakan atau perilaku yang ditunjukkan itu sungguh benar dan tepat. Sebuah acara minum teh bersama untuk merayakankeberhasilan adalah tawaran yang tak perlu lagi diperdebatkan. Di tahap ini bisa juga diisi dengan sharing dari beberapa orang tentang bagaimana ia berjuang melakukan perubahan itu. Juga baik bila acara kilas balik ini ditulis di mading (misalnya), agar saling menguatkan.

Hidup tetap bisa berjalan entah disertai perubahan entah mengalir begitu saja. Tapi jika hidup dijalani dengan menyertakan perubahan-perubahan yang baik, tak hanya akan membuat kita bersemangat menjalani hidup tapi akan terwujud panggilan memiliki hidup yang berbuah (mentes) dan buah itu berkelimpahan.

mau melanjutkan ? ya, klik aja

Berbenah Diri

Kita pasti sering mendengar ajakan berbenah diri. Ini langkah awal dari sebuah perubahan. Beberapa orang sangat antusias menyambut ajakan ini tapi sebagian besar orang menolak entah dengan kadar penolakan yang tinggi entah dengan kadar yang rendah.
Penolakan itu dalam catatanku seringkali karena menyangkut soal kebiasaan. Orang yang sudah lama dengan kebiasaan yang rutin dimana kendali semuanya telah secara spontan dilakukan. Orang tak perlu lagi mengeluarkan banyak energy untuk membangun dan mempersiapkan segalanya dalam proses mencapai tujuan. Yang biasanya untuk memulai mesti duduk dan berpikir mempersiapkan sarana apa yang diperlukan, berapa orang yang akan terlibat dan bagaimana menyatukan visi dan misi agar dapat bekerja bersama. Kalau sudah menjadi kebiasaan orang tak perlu melakukan semua ituharus dialami itu akan lebih terasa bisa mulai menyangkut soal kemungkinan akan banyaknya hal-hal yang sebelumnya terasa nyaman dan mapan harus hilang atau terkurangi.
Suatu hari ada permintaan untuk menjaga keselamatan antara pejalan kaki dan pemakai kendaraan di sekitar tempat kerja. Betapa semrawutnya bila tiba waktunya pulang kerja. Lalu lalang kendaraan angkutan dengan karyawan yang akan pulang. Maka kemudian diputuskan membuatkan jalur khusus bagi pejalan kaki. Dibuatlah jalu pejalan kaki (yellow line) dengan lebar 1,5 m. Pada awalnya memang tidak mudah membuat para pejalan kaki itu untuk menggunakan jalur yang telah disediakan. Ada banyak alas an praktis yang muncul sebagai reaksi penolakan. Terlalu lama lah karena sekarang harus memutar. Atau apa para driver itu tidak bisa melihat kalau ada orang di depannya, kan tidak mungkin mereka nekad menabrak orang. Perlu sosialisasi yang banyak dan bahkan perlu penempatan beberapa security untuk menjaga agar pejalan kaki mengikuti aturan yang dirasa hanya menyulitkan mereka. Tetapi ketika aturan ini secara kontinu-ajeg dijaga maka perlahan-lahan orang terbiasa dan nyaman.
Perubahan itu soal kebiasaan dan itu sangat berurusan dengan kemapanan yang terganggu. Tapi sungguh jika kita tak pernah melakukan perubahan kita tak pernah akan belajar menciptakan sebuah kebiasaan baru yang lebih baik.
/span>

mau melanjutkan ? ya, klik aja

Saturday, May 14, 2011

IRGA : Industrial Relation and General Affair

Departement dalam Struktur Organisasi Perusahaan yang mengambil peran sebagai Penjaga dan Pelaku interaksi dalam bekerja dengan semangat melayani.

Melayani adalah hakikat dan gaya hidup seorang yang mengemban tugas sebagai bagian dari departemen ini. Hakikat bisa dijelaskan dalam ilustrasi berikut. Singa itu hakikatnya kuat dan mengaum. Jika ia kuat tapi mengembik dia tidak bisa disebut sebagai singa. Seorang IRGA hakikatnya melayani, maka jika ia tak mampu melayani dengan total, ia tak layak berada di departemen ini. Gaya hidup (style of life) adalah seorang pelayan yang melayani dan mengabdi total. Bukan jongos yang seluruh orientasinya melulu hanya demi menyenangkan tuannya tanpa mempedulikan nilai-nilai benar atau salah, tepat atau keliru dan jauh dari kemampuan untuk bertanggung jawab. Seorang yang mengaku IRGA melayani dengan penuh tanggung jawab, kreatif dan meski akhirnya berujung menyenangkan tuannya tapitidak luruh dengan menghalalkan berbagai cara tanpa mempedulikan benar-salah, tepat-keliru. Ia pelayan yang tahu arah yang tepat bagaimana melayani dengan benar. Maka ketekunan, kesabaran dan suka cita mesti dimiki agar ia mampu mengabdi dengan hati yang penuh suka cita.

Sebagai penjaga dan pelaku relasi dalam bekerja, IRGA mengambil peran dalam memperlancar semua departemen mencapai target pekerjaannya agar program dan schedule yang menjadi instrument dan jalan mewujudkan master plan perusahaan terwujud tidak hanya tepat waktu melainkan juga terwujud dengan tepat dan benar.

IRGA merupakan supporting unit yang tanpanya perusahaan tidak bisa berjalan dengan sempurna. Adapun zona pekerjaan yang ditangani biasanya seputar 7 hal berikut :
1. Hal Ketenagakerjaan INDUSTRIAL RELATION
2. Hal kegiatan yang berhubungan dengan Tanggung Jawab Perusahaan sebagai elemen dalam hidup bermasyarakat COMMUNITY DEVELOPMENT / CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
3. Hal Penilaian Terhadap Kinerja Karyawan PERFORMANCE MANAGEMENT
4. Hal Penghargaan Terhadap Karyawan REWARDS
5. Hal Training dan Pembelajaran untuk Karyawan LEARNING
6. Hal Mencari Tenaga Kerja Baru RECRUITMENT
7. Hal yang terkait dengan penanganan dan penemuan talenta-talenta ODTM - Organizational Development and Talent Management

mau melanjutkan ? ya, klik aja